PENDAKIAN
GUNUNG
LEMONGAN 1676Mdpl
Gunung Lemongan terletak di desa kecil tepatnya di
daerah Papringan, Klakah, Lumajang, Jawa Timur. Gunung lemongan memang
masih aktif tapi statusnya aman kok sob . lemongan memiliki hutan blantara yg
masih asri dengan alam, banyak berbagai macam-macam flora dan fauna salah
satunya adalah tumbuhan Kantong Semar.
Kantung semar dapat dijumpai di ketinggian sekitar 1560 di atas permukaan laut
.
Lemongan sangat cocok untuk pendakian bagi pemula, lemongan
memiliki ketinggian 1676Mdpl diatas
permukaan laut. Jalur pendakian lemongan sudah sangat jelas banyak String Line di batang pohon dan
disekitar bebatuan . Lemongan mempunyai julukan “Kecil-kecil Cabe Rawit” siahh mengapa demikian ? lemongan memang tidak
setinggi gunung-gunung besar seperti Mahameru tapi lemongan memiliki
Jalur Trekk yang mainstream, medan lemongan rata-rata bebatuan dan banyak tanjakan-tanjakan
menengah .
Nah Kali ini saya akan berbagi pengalaman mengenai pendakian
Mt.Lemongan. Sebelum melakukan pendakian anda harus mempersiapkan perlengkapan
pendakian dan Logistik Makanan buat 2 hari . berikut saya jelaskan perlengkapan
yang wajib dibawa beserta logistik makanan :
- Perlengkapan Pendakian :
- Perlengkapan Cooking :
- Logistik Makanan (individu sob)
Hari pertama kita menuju ke rumah salah satu warga desa
papringan untuk melakukan registrasi pendaftaran pendakian dan tempat penitipan
Kendaraan . berikut ini adalah gambaran trekk/jalur pendakian lemongan.
Pukul 15:00 WIB kita melanjutkan
perjalanan menuju Pos Pertama yaitu Pesanggrahan Mbah Citro .
Setelah sampai di Pesanggrahan Mbah Citro gunakan waktu untuk beristirahat
sekaligus meminta ijin kepada Mbah Citro yang merupakan juru kunci Gunung lamongan
untuk melakukan pendakian. Jika Mbah Citro mengijinkan pendakian maka pendakian
bisa dilanjutkan tetapi jika beliau tidak mengijinkan mendaki maka jangan coba
- coba dilanggar karena beliau tau seluk beluk dan kharakteristik Lamongan sob.
"Pesanggrahan Mbah Citro"
Pukul 19:00WIB lanjut menuju Pos 2
yaitu “Watu Gedhe” .
Untuk memulai pendakian biasanya berangkat dari Pos 1 Mbah Citro berangkat jam 19:00
atau 20:00 Malam. Setelah itu kita mengikuti jalur pendakian yang sering
diperbaiki oleh Laskar Hijau. Karena kita melakukan pendakian malam hari
jangan lupa bawa senter. Selama perjalanan kita akan melewati ladang rumput
yang cukup tinggi. Sekitar 1,5 jam dari pos pertama kita akan menemukan jalan
yang cukup menantang karena terdiri dari banyak batu yang bisa bergerak jika
kita injak. Itah-itah sob karena kita
bisa terperosok. Batuan ini dikenal dengan sebutan “Watu Pup atau Watu Telek”.
"ini yg disebut Watu Telek sob"
Tujuan
kita adalah menuju Pos 2 yang dikenal dengan sebutan Watu Gedhe. Untuk
menuju Watu Gedhe dari Mbah Citro butuh waktu sekitar 2 jam .
Sampai di "Watu Gedhe" jam
21:10 ,tergantung langkah kita sob jika terlalu banyak Break maka waktu
termakan pada saat kita break, usahakan maximal break 5 kali dari pos pertama
menuju watu gedhe .
"Pos 2 Watu Gedhe"
Pos 2 Watu
Gedhe adalah tempat untuk mendirikan Tenda
disini. Pendaki diharapkan istirahat di watu gedhe untuk memulihkan tenaga
dengan beristirahat ataupun untuk mengisi perut yang sudah lapar. Pendakian
setelah watu gedhe memiliki rute yang menanjak dengan kemiringan di atas 45 derajat bos jadi tenaga harus benar
- benar fit. Biasanya pendaki yang tidak kuat melanjukan pendakian maka pos
watu gedhe adalah tujuan akhirnya.
"break diwatu gedhe"
Setelah
cukup tenaga maka bisa melanjutkan pendakian dengan mengikuti rute yang
ditentukan. Jangan berharap kita menemukan medan datar karena medan disini
sampai pos hutan hujan basah memiliki
medan yang terjal dengan batuan kecil kasar dan keras yang cukup bisa membuat
kaki terpelosok jika tidak ber itah-itah. Dalam perjalanan inilah kita bisa
menemukan suatu tanjakan berpasir dan berbatu yang cukup terjal dan cukup
tinggi dimana ketika kita berjalan 3 langkah maka kita akan merosot 1 langkah
bahkan 2 langkah. Tanjakan ini membuat Kaki terasa berat untuk melangkah.
Tanjakan itu bernama “Tanjakan Putus Asa” karena
bisa membuat pendaki putus asa dan balik kanan untuk kembali ke watu gedhe jika
sudah tidak kuat melanjutkan pendakian ke puncak.
"Tanjakan Putus Asa"
Setelah
pendaki bisa melewati tanjakan putus asa maka pendaki istirahat di Pos 3
yaitu “Hutan Basah”. Kita bisa istirahat memulihkan tanaga
disini tp jangan lama - lama sob agar kita bisa melihat kemunculan matahari
terbit di puncak tarup Lamongan hahaha. Setelah itu kita akan memasuki hutan
hujan basah yang memiliki medan tanah yang kadang cukup labil kalau diinjak.
Biasanya pendaki akan disambut dengan sambutan hewan khas sana yaitu pacet ( sejenis lintah )yang siap
menghisap darah pendaki. Kalau pendaki beruntung juga bisa menemukan tumbuhan Kantung
Semar yang merupakan tanaman pemakan serangga dan kali ini saya lagi beruntung dapat menemukan Kantung Semar tersebut hahahahaha.
"break di Hutan Basah"
"Kantung Semar Tumbuhan pemakan Serangga"
Selama
perjalanan di hutan hujan basah maka kita akan menemukan “Sumber tetes Mata Air Guci”
merupakan mata air terakhir. Jangan dibayangkan sumber mata air ini bersih dan
jernih arena sumber mata air ini berasal dari tetesan air di akar pohon yang
ditampung di sebuah guci.
"Sumber Tetes Mata air Guci"
Bagi pendaki sumber mata air ini sangat berarti karena
kebanyakan persediaan air yang dibawa habis saat melewati tanjakan putus asa.
Biasanya dari pos hutan hujan basah sampai puncak kita membutuhan waktu 2 - 3
jam tergantung kekuatan fisik pendaki. Selama melewati hutan hujan basah pendaki
diharapkan untuk menjaga diri dari
pikiran Negatif ataupun Ucapan kotor karena banyak pendaki yang tersesat dan tidak
bisa keluar dari hutan ini dan berputar- putar disana. Jika hal ini terjadi
pada pendaki segera ingatlah Tuhan dan berpikirlah positif.
Saat
mendekati hampir Puncak Gunung Lemongan maka kita akan melihat batu yang cukup
besar persis dengan batu di watu gedhe. Sehinga banyak pendaki yang
menjulukinya “Watu Kembar”. Kalau kita benar - benar
memperhitungkan waktu dengan tepat maka kita akan bisa menikmati matahari
terbit dari atas puncak gunung Lemongan. Kita juga bisa melihat keindahan Ranu
Klakah, Ranu Pakis, Ranu Lading, dan Ranu Wurung dari Puncak Lemongan sob . Lemongan
telah memberi kami pelajaran-pelajaran dan Cerita saat kami kembali Kebanggaan
ini sungguh layak diperjuangkan "See You when I see You".
"Sunrice dari Puncak Tarup Lemongan"
"Keindahan Ranu Klakah dan Ranu Pakis dari puncak Lemongan"
"Semua berawal dari Impian,
Persahabatan Sebuah keajaiban tekad telah menjadikan kami bukan hanya seonggok
danging yang hanya punya nama.
"kami bangga bisa berdiri
di tanah tercinta ini bersama para sahabat ,saya akan mencintai tanah ini
seumur hidup saya, saya akan menjaganya dengan apapun yang saya punya, saya
akan menjaga kehormatan seperti saya menjaga kehormatan diri saya sendiri"
Semoga Bermanfaat
ReplyDeleteSangat menginspirasi artikelnya paduka raja jaelani . kalau berkenan silahkan berkunjung ke gubuk reyot saya di consinau.blogspot.com
ReplyDeleteterima kasih ferdinan consinau
ReplyDeleteJanuari boleh daki?
ReplyDeleteboleh bang , kalo malem minggu rame bang jadi seru
DeleteKeren๐๐
ReplyDeleteKalo menuju pesanggrahan mbah citro naik angkutan umum bisa apa nggak?
ReplyDeleteBisa naek ojek bang soalnya akses jalan desa angkot gak bisa lewat
ReplyDeleteKira²berapa jam perjalanannya bang dari persinggahan mbah citro
ReplyDeleteKira2 naik ojek berapa?
ReplyDelete